Tempat Tinggal Yang Abadi - Tafsir Surat As-Sajdah Bagian 3
Bersama Pemateri :
Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
Tempat Tinggal Yang Abadi – Tafsir Surat As-Sajdah Bagian 3 merupakan bagian dari kajian tafsir yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abu ‘Abdil Muhsin Firanda Andirja, M.A. pada Rabu, 28 Al-Muharram 1442 H / 17 September 2020 M.
Kajian Tentang Tempat Tinggal Yang Abadi – Tafsir Surat As-Sajdah Bagian 3
Sekarang kita masuk pada ayat yang ke-18, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:
أَفَمَن كَانَ مُؤْمِنًا كَمَن كَانَ فَاسِقًا ۚ لَّا يَسْتَوُونَ ﴿١٨﴾
“Apakah sama antara orang yang beriman dengan orang yang fasik? Tentu tidak sama.” (QS. As-Sajdah[32]: 18)
أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَىٰ نُزُلًا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٩﴾
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman sebagai pahala atas apa yang merek kakerjakan.” (QS. As-Sajdah[32]: 19)
وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ ۖ كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنتُم بِهِ تُكَذِّبُونَ ﴿٢٠﴾
“Adapun orang-orang fasik, maka tempat kembali mereka adalah neraka. Setiap kali mereka ingin keluar dari neraka, mereka dikembalikan dalam neraka. Maka dikatakan kepada mereka: ‘Rasakanlah adzab neraka yang kalian dahulu mendustakannya.’” (QS. As-Sajdah[32]: 20)
Tafsir As-Sajdah ayat 18
Di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Apakah orang yang beriman sama dengan orang yang fasik?” Kata Allah: “Tidak sama.”
Tentu sebelumnya Allah menyebutkan tentang bagaimana orang yang beriman mendapatkan surga dan bagaimana orang kafir mendapatkan adzab. Maka tentu berbeda antara orang mukmin dengan orang fasik.
Kefasikan artinya adalah keluar dari ketaatan. Dan dia bisa bersifat umum, mencakup segala maksiat, terutama dosa-dosa besar disebut dengan kefasikan. Tetapi kefasikan di sini yang dimaksud adalah kekufuran. Dari mana kita menafsirkan fasik di sini berarti kafir? Yaitu berdasarkan ayat-ayat sebelumnya, Allah mengadakan perbandingan antara orang beriman dengan orang kafir dan demikian juga nanti ayat setelahnya, dimana Allah mengadakan perbandingan antara orang beriman dengan orang kafir.
Apakah sama antara beriman dengan orang kafir? Jawabannya tentu tidak sama. Dan tidak mungkin tergambarkan akan sama. Di dunia tidak sama, apalagi di akhirat.
Tafsir As-Sajdah ayat 19
Setelah itu Allah jelaskan: “Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shalih bagi mereka surga.”
Al-Ma’wa kalau bahasa kita adalah tempat tinggal, tempat bernaung. Sebagian ulama mengatakan kenapa Allah mengatakan Jannatun Ma’wa? Yaitu karena surga adalah tempat bernaung yang hakiki. Adapun dunia semuanya sirna. Oleh karenanya dikatakan Jannatul Ma’wa. Jelas bahwasannya mereka akan tinggal di surga, tapi dikhususkan penyebutan “surga tempat bernaung” karena dialah tempat tinggal yang sesungguhnya.
“Sebagai ganjaran atas apa yang mereka kerjakan di dunia berdasarkan amalan mereka.” Oleh karenanya masuk surga harus bermalal. Maka Allah katakan: “orang yang beriman dan beramal shalih.” Harus beriman dan beramal shalih. Kemudian Allah tekankan lagi bahwa surga mereka dapatkan dengan beramal, surga bukan dia dapatkan hanya dengan berangan-angan.
Tafsir As-Sajdah ayat 20
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Adapun orang-orang yang fasik (kafir), tempat bernaungnya adalah neraka.” Neraka juga disebut oleh Allah dengan “Ma’wa” dimana asalnya adalah tempat bernaung. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ ﴿٦﴾
“Bukankah Allah mendapati engkau (wahai Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) dalam kondisi yatim, maka Allah menaungimu/mengayomimu?” (QS. Ad-Dhuha[93]: 6)
Jadi Ma’wa adalah tempat bernaung. Allah menamakan neraka dengan tempat bernaung, padahal neraka tempat siksaan. Ini kata para ulama sebagai bentuk ejekan terhadap mereka. Sama seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
…فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ﴿٢١﴾
“Beri kabar gembira kepada mereka dengan adzab yang pedih.” (QS. Ali-Imran[3]: 21)
Ini hanyalah bentuk ejekan kepada mereka. Intinya Allah mengejek mereka dengan tempat kalian bernaung dan menetap abadi kekal selama-lamanya. Di dunia tempat tinggal orang-orang kafir yang penuh dengan kemewahan itu akan sirna, tempat kalian sesungguhnya adalah neraka jahanam.
“Setiap kali mereka ingin keluar dari neraka, dikembalikan ke neraka.” Kenapa mereka hendak keluar? Ada dua pendapat di kalangan ahli tafsir, yang intinya adalah:
Pertama, karena gejolak api nereka mengangkat mereka hingga ke penghujung atas neraka sehingga mereka ingin keluar. Lalu ketika mereka ingin keluar, mungkin mereka ingin loncat, mereka dikembalikan lagi ke bawah. Wallahu a’lam.
Kedua, pendapat lain mengatakan bahwa sebagian mereka kabur, mereka lari dari api hingga menuju pintu neraka. Sebagian ulama mengatakan bahwa Allah mengejek mereka dengan pintu nereka. Sehingga mereka terbakar sambil mereka lari ke arah pintu nereka yang dibuka. Ketika mereka sudah menuju sampai keluar, ternyata tertutup lagi dan dikembalikan lagi ke belakang, demikian disiksa terus tiada henti-hentinya.
Yang jelas kata Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Mereka tidak bakalan keluar dari neraka Jahannam, mereka kekal abadi karena mereka kafir.”
Dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah adzab neraka yang dulu ketika di dunia kalian mendustakan adzab tersebut.”
Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download mp3 kajian tafsir yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian Tentang Tempat Tinggal Yang Abadi – Tafsir Surat As-Sajdah Bagian 3
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49049-tempat-tinggal-yang-abadi-tafsir-surat-as-sajdah-bagian-3/